Chapter 2
Ngarep Jadi Kuli Tajir
Nothing is impossible, the word itself says 'I'm possible'!
Audrey Hepburn
Berangkat dari Jakarta transit ke Hongkong, disana mulai keliatan muka dari berbagai bangsa, Philipines, India, China, dll yang juga akan bergabung di kapal pesiar, istilahnya sign on. Dari situ kami semua diberangkatkan ke Savona, Italia. Di jemput di airport dan langsung di anter ke hotel, sambil nunggu kapal pesiarnya dateng berlabuh di Savona. Di hotel ini, semua crew yang mau naik ke kapal di kumpulin jadi 1, pembagian kamar di sesuaiin dengan kebangsaan yang sama. Karena gue seorang beginner dan serba engga tau lingkungan kerja di kapal jadi setiap ketemu sama crew “senior” pasti gue kepo nanya-nanya, tapi keliatannya sih pada males cerita, dari kebanyakan orang yang gue tanya, jawabannya, “ya, liat aja nanti, nanti juga tau sendiri”. Gubrak deh….. ya udah gue ikutin aja gimana alurnya nanti. Mungkin karena mereka udah kelamaan kerja di kapal jadi kerjaan dan suasana di kapal adalah sesuatu yang normal kali ya?! Atau ada jebakan batman yang sengaja engga mau diceritain supaya jadi surprise new comer?
H-1 sebelum kapal tiba, ada yang jalan-jalan di sekeliling hotel untuk belanja kebutuhan di kapal dan ada juga yang tetep di hotel, tidur ngisi batre. Beberapa teman gue mengajak makan Chinese food di sekitar hotel, tapi ternyata tutup. Akhirnya pilihannya makan di Mc.Donald, Sebenernya pada engga terlalu laper sih tapi rasanya belum “sreg” kalo belum makan di luar, gue engga ngerti, emangnya makanan di kapal engga enak? Sampai rasanya mereka kepengen banget makan di luar dan seperti menjadi keharusan. Makanya gue mulai kepo-kepo lagi, “Pak, emangnya makanan di kapal kenapa?” Ya nanti coba aja sendiri, nanti juga tau…… Haiya pada ga jelas nih orang-orang, seems like karena mereka udah bener-bener kelamaan kerja di kapal kali ya. Berhubung uang yang gue bawa engga banyak, rasanya sih gue lebih milih beli barang untuk keperluan di kapal daripada beli McD dan untuk mengenyangkan perut kayaknya cukup dengan beli pisang € 2 untuk sesisir pisang kira-kira 5 buah, lumayan kenyangkan?! :D Daripada makan Mc.D yang pada saat kantong pas-pasan bisa terbilang cukup mahal, €3.9 untuk sebuah paket Big Mac meal. Kalo mau makan McD sebenernya mendingan waktu di Indonesia, kalo kurang duit bisa ambil di ATM, di luar negeri begitu keabisan rupiah, musti nuker duit lagi yang nilai valuasinya jadi lebih rendah.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, Selasa, 13 Maret 2007. “Kapal pesiarku” bersandar di Civitavechia, Italia, dengan kemegahan dan keperkasaannya. Sampai sekarang pun gue masih takjub sama tuh kapal.
Transfer dari hotel ke pelabuhan engga makan waktu lama, kira-kira 5 menit naik bis. Begitu tiba di depan kapal, udah nampak barisan yang panjang. Banyak orang yang ber-dadah ria antara yang turun dari kapal dan yang naik ke kapal, sepertinya mereka udah kenal lama, ternyata mereka adalah teman sekapal di contract sebelumnya, dan ketemu lagi di kapal ini.
Untuk Passenger, begitu ngeliat nih kapal, umumnya orang-orang langsung terpesona dengan ukurannya yang sangat besar dan ngerasain pengalaman yang berbeda, mau yang pertama kali naik ataupun pernah naik di kapal lain sebelumnya pasti terkesan.
check this out,
http://www.costacruise.com/usa/costa_concordia.html#
dengan design interiornya, konsep interior di kapal begitu terpadu antara restaurant, buffet, bar dan fasilitas lainnya, karena tiap kapal memiliki konsep interior yang berbeda. Bertamasya dengan kapal pesiar buat orang Eropa atau Amerika sih udah biasa, soalnya mereka engga punya kebiasaan pulang kampung seperti orang Indonesia jadi mereka menghabiskannya dengan berpesiar.
Untuk Pekerja, begitu melihat kapal pesiar, pertama kali yang dihitung adalah jumlah sekocinya / emergency boat, dari situ kita bisa kira-kira jumlah orang yang bisa ditampung. Kalo urusan besar kecilnya kapal, biasanya sih engga terlalu pengaruh ke kerjaan karena biasanya pembagian kerja disesuaikan dengan station / area dan jadwal kerja yang terstruktur. Yang nanti akan bener-bener terasa adalah jarak antara tempat kamar, kantin karyawan, tempat cuci baju, tempat kerja.
Akhirnya gue ngikutin antrian untuk masuk ke kapal, “Masuk kapal koq musti antri ya?” Pikir gue. Engga perlu waktu lama untuk tau jawabannya, ternyata sebelum masuk ke kapal pesiar, kita di screening lewat pintu metal detector dan barang bawaan kita melewati x-ray, seperti yang ada di bandara. Jadi memang ketentuannya mirip di airport, untuk meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi, seperti : Bom, senjata api ataupun senjata tajam dan obat-obatan terlarang.
“WELCOME ON BOARD”, kedengarannya sangat nyaman, seperti kita akan memulai petualangan baru .
Begitu menginjek kapal pesiar, gue pusing banyak orang sibuk dengan urusan masing-masing. dan di depan pintu masuk juga udah dipasang plang selamat datang dengan berbagai bahasa loh.
Italian (Central Europe, East Africa) Benvenuto
French (Europe, Africa, America) Bienvenue
English (America, Britain) Welcome
German (Central Europe) Willkommen
Frisian (Netherlands) Welkom
Cukuplah untuk mewakili berbagai daerah secara umum di daerah barat eropa, karena sebagian besar passangernya berasal dari eropa, begitu masuk ke kapal, tamu segera disambut dengan foto bersama greeter crew sebagai ucapan selamat datang, yang berminat bisa beli fotonya di counter foto.
Passanger yang masuk ke kapal pesiar juga melewati prosedur yang sama, untuk keamanan dan kenyamanan semua orang di kapal, jadi kalo belanja yang “aneh-aneh” udah pasti ga bisa lewat, dibuang deh.
Untuk crew, begitu masuk langsung registrasi untuk di data sebagai “penghuni” kapal untuk 1 masa kontrak, dapatin nomor dan kunci kamar, nyerahin passport dan dokumen test kesehatan, kalo sampe kelupaan hasil medical check up, udah pasti disuruh pulang lagi, karena kalo loe sakit bisa nularin orang sekapal. Suasana registrasi lalu lalang, hiruk pikuk, terlebih untuk 1stcontract, yang ada cuma celingak-celinguk ikut-ikutan orang yang juga sama-sama baru dateng.
*) 1 Masa kontrak - (biasanya 8 bulan atau sesuai dengan ketentuan perusahaan kapal pesiar, bisa juga diperpanjang sesuai permintaan atau diperpendek dengan alasan kesehatan, ada urusan keluarga yang sangat urgent seperti orangtua meninggal dunia, sakit keras, dll.
Jadi de javu, sama seperti waktu masuk ke lingkungan sekolah SMU pertama kali, tapi disorientasi di kapal lebih parah, bingung bedain mo belok kiri atau kanan, apalagi lingkungan kapal yang keliatannya hampir serba sama, bentuknya lorong-lorong, tangga dan pintu kamar, buat yang engga familiar dengan lingkungan kapal seperti gue engga gampang buat nemuin posisi kamar ada di sebelah mana, harus turun tangga dan ngelewatin kompartmen pintu darurat, sambil bawa banyak barang.
Barang wajib yang harus di bawa : sambel (karena sambel di luar negeri beda dengan sambel di Indonesia, yang pedesnya manteb bener) , Koyo atau balsem, multivitamin (badan bener-bener perlu di tune up), Keripik tempe & teri pedes (Sangat berguna sebagai makanan kepepet, kalo kangen makanan rumah dan saat-saat genting kalo kantin karyawan belum buka).
Finally, ketemu kamar gue, begitu masuk kamar gue engga terlalu kaget sih, karena seperti gue duga sebelumnya, kamarnya pasti kecil. Barangnya bener-bener sesuai dengan fungsinya aja, 1 meja tulis dan 2 lemari baju, ranjang susun dengan lampu baca dan tirai supaya engga silau dari lampu kamar,That’s all. Kamar mandi dibuat connecting door, jadi bisa di pakai oleh 2 kamar (1 kamar = 2 orang). Dan udah jadi kebiasaan di kapal, “senior” kamar pasti dapet ranjang yang di bawah karena ranjang di atas lebih repot kalo kita mau tidur, musti naik pakai tangga, apalagi kalau sudah cape -__-;
Waktu gue masuk ke kamar, teman sekamar gue sedang tidur. Gue juga belum tahu dapet sekamar sama bangsa mana. Well, yang penting beberes barang dulu, karena gue harus cepetan ngantri ambil seragam (Aarrgh, gue masih harus nyari di mana tuh bagian uniform). Di gantungan baju, engga sengaja gue liat name tagnya, ternyata teman sekamar gue orang Dominica Republic (Amerika latin), gue cukup senang juga at least gue engga sekamar orang India……engga bermaksud menyinggung ras mana pun loh, tapi karena kebanyakan orang india punya bau tubuh yang khas dan gue rasa mereka juga tau koq, tapi mau diapain, emang udah dari sono bau badannya kayak gitu’kan?! Tapi untuk yang sudah biasa dengan bau badan yang khas itu, mungkin akan baik-baik saja. Nanti kalo loe dapat temen sekamar orang india, loe baru ngerti apa maksud gue ;)
Belakangan gue baru tahu ternyata posisi kamar untuk tiap crew juga dibagi berdasarkan jenis kelamin, departemen dan tentu aja jabatan. Gue pernah nganter barang ke kamar restaurant manager / maiter’d hotel. Wow, kamarnya lebih bagus dan lebih luas dibandingin kamar crew. Itu mah ga usah di statement kali yee. Sama aja kalo di kantor, ga mungkin gitu loh ruang GM lebih kecil dari ruang manager. Sebenernya kalo di kantoran ruangan OB (officeboy) yang paling besar sih soalnya gabung sama pantry hehehe, secara semua kebutuhan kantor disono semua.
Begitu ketemu ruang uniform, antrian juga udah panjang, sama seperti waktu antri masuk kapal, soalnya semua orang yang hari ini sign on, juga ngambil seragam. Orang yang kerja di bagian uniform, juga udah sampe bosen kali ya ngelayanin begitu banyak crew, soalnya dia udah sampe hafal uniform yang dipake tiap departemen. Setiap orang yang datang selalu langsung ditanya : “Department? Usual size for shirt? Shoes size?” jawaban juga seefektif mungkin, “Restaurant department, L, 42”. Seragam buat crew restoran (assistant waiter) : 3 rompi hijau, 3 jas putih, 2 celana panjang hitam dengan strip disamping, 1 celemek putih dengan gambar Negara Italia, 2 buah dasi kupu-kupu hitam, 2 buah dasi kupu-kupu putih, 1 dasi kupu-kupu dengan bendera Italia, 1 buah Pin logo company kapal pesiar, name tag dengan informasi posisi jabatan dan asal Negara dan 1 pasang sepatu safety.
Note : Kemeja tangan panjang dan celana panjang hitam bisa bawa sendiri dari rumah. Kalo mau beli di kapal juga bisa, tapi di potong gaji akhir bulannya.
Tips :Kalo mau pake sepatu safety, pake 1 nomor lebih besar dari nomor sepatu yang biasa loe pake, soalnya sepatu safety kan ujungnya pake besi, kalo loe pake sesuai nomor sepatu yang biasa loe pake, jempol kaki loe yang bakalan sakit karena keteken besinya.
Abis taruh semua uniform di kamar, gue langsung pergi makan ke kantin karyawan, soalnya waktu registrasi udah diinfo jam 14.00 musti lapor ke buffet restaurant nyari buffet captain. Akhirnya terjawab juga pertanyaan gue tentang makanan staff, dari apa yang gue lihat di kantin karyawan, sebenarnya makanannya okay koq. Kenapa mereka engga doyan makanan di kapal ya? Untuk lauk pauk, ada bagian dingin : daging / ham, keju, salad dan bagian panas : nasi putih, 2 jenis daging &/soup, 1 sayur dan buah-buahan, ada ice cream dengan 3 rasa, selalu ada teh, kopi, gula dan madu. Gue rasa makanan ini cukup enak dan banyak ragamnya. Buon Appetito…
Foto counter Kantin karyawan
Waktu dan tenaga kerja diperhitungkan dengan presisi di kapal, begitu ada staff yang pulang / habis kontrak, datang penggantinya. Bila penggantinya belum datang, secara otomatis, orang yang seharusnya pulang akan ditahan, sampai ada penggantinya. Begitu juga halnya dengan pendatang baru, tanpa ba-bi-bu, sudah selesai dengan urusan administrasi, seragam sudah ada, perut sudah kenyang, gue harus segera lapor ke buffet captain di buffet restaurant dan sekali lagi gue tersesat untuk nyari lift ke buffet restoran.
Pertama kali gue masuk ke bagian dari kapal, baru di restoran buffetnya aja udah bagus bener bagian interior designnya, apalagi bagian yang lainnya ya, karena setiap lantai dan compartment punya fungsi yang optimal dengan sentuhan estetika yang elegant, memang sesuai dengan penampilan dari luar kapal pesiar begitu besar dan megah.
Waktu itu buffet captainya orang India, orangnya baik tapi tegas. Briefing pertama dari buffet captain cuma sekedar orientasi dan pendataan crew, karena crew yang baru bergabung di kapal pesiar hari itu musti ikut boat drill dan medical check up, nanti abis jam dinner disuruh balik lagi. Buffet captain adalah orang bertanggungjawab untuk buffet restoran dia yang akan mengatur jadwal dan station mana kita akan ditempatkan, so be nice to him J Pokoke “YES Sir” , Kalo di kantor istilahnya ABS = Asal Bapak Senang.
Buat semua penghuni baru di kapal, yang artinya termasuk juga gue musti ikut safety briefing / boat drill dari pihak safety departemen kapal pesiar. Untuk urusan safety udah engga bisa ditawar kalo di kapal, misalnya kalo terjadi keadaan darurat seperti kejadian kapal Titanic, dalam status abandon the ship, semua orang di kapal harus tahu dimana lokasi sekoci darurat, Makanya sebelum kapal berangkat, pasti ada briefing dan simulasi untuk crew dan penumpang. Jumlah perahu penyelamat yang ada udah disesuaikan dengan kapasitas penumpang kapal tapi kita harus tahu yang mana sekoci kita, karena udah dikelompokin supaya engga terjadi penumpukan di satu sekoci. Begitu juga dengan crew, ada pembagian tugas sesuai dengan fungsinya untuk ngarahin tamu ke sekoci jika terjadi keadaan darurat / abandon the ship. Crew disusun berdasarkan nomor yang udah diatur posisinya. Setiap kali kapal tiba di Savona, Sorenya pasti ada boat drill, karena di pelabuhan ini, jumlah penumpang paling banyak setelah civitavechia, Italia. Biasanya sirene dan pengumuman pake pengeras suara bisa kedengeran ke seluruh kapal termasuk di kamar. pertama-tama Ampun deh dan seterusnya juga masih ampun sih, orang lagi enak-enak tidur dibangunin buat boat drill, soalnya gue musti buru-buru pake baju dan langsung ke tempat gue standby sambil bawa pelampung, Crew in-charge harus segera standby di tempat yang udah ditentuin dan ngarahin tamu ke sekoci penyelamat. Setelah ada pengumuman boat drill selesai baru bisa ninggalin station kita in-charge. Selama proses boat drill berlangsung, ada safety officer yang keliling secara random untuk inspeksi, crew kapal yang engga ada di tempat waktu inspeksi, biasanya sih dapet surat peringatan, soalnya nomor station tempat kita berdiri / in-charge dicatet sama safety officer. Kalo sering dapet ‘surat cinta’ siap-siap aja pulang kampung, soalnya dianggap engga kompeten dalam melakukan tanggung jawab.
Khusus crew yang baru datang, biasanya ada training boat drill (teori) sebanyak 3 kali, yang bikin repot, jadwalnya engga jelas musti sering-sering lihat papan pengumuman karena pelatihannya giliran. Materinya bahasannya tentang prosedural mekanisme safety di kapal termasuk juga port manning system, crew dikasih safety card yang harus ditaruh di rak khusus pada saat sedang kena giliran standby di kapal. Pada dasarnya crew bebas untuk turun / keluar di pelabuhan manapun waktu engga lagi kerja seperti layaknya tamu. Tapi pada waktu kena port manning, crew seharusnya engga diperkenankan untuk keluar, karena harus in-charge standby tetap berada di kapal. Walaupun pada kenyataannya banyak juga yang lupa atau “pura-pura” lupa untuk tetap keluar pada waktu kapal bersandar, yang ini gue juga kurang jelas ketauan apa engga sama officernya.
Believe me, ini urusan safety sih pake ribet, Musti sering-sering liat pengumuman, kena port manning atau engga karena sistemnya rotasi, engga selalu di port yang sama. Dan lagi kalo lupa bawa safety card (taruh di rak yang udah disiapin untuk taruh safety card), udah naik siap kerja jadi balik lagi ke kamar. Belum lagi urusan boat drill setiap di Savona.
Selesai urusan safety, masih harus ke hospital (klinik gitulah modelnya), untuk pemeriksaan kesehatan secara umum dan pencocokan data sesuai dokumen kesehatan yang kita kumpulin waktu registrasi.
½ hari yang sangat cepat, masih ada sedikit waktu untuk beberes barang di kamar dan makan malam. Waktu dinner gue baru tau kalo ternyata kantin karyawan dibagi 2, untuk staff (officer kapal) dan crew (lebih ke hospitality operasional), tadi siang sih engga keliatan, karena ruang makan staff dipake buat registrasi orang-orang yang baru naik kapal. Menu makan malamnya as nice as lunch time. Cepet-cepet gue dinner karena harus segera balik ke Buffet restaurant.
Selesai absen, sekalian pembagian station dan orientasi sama crew yang udah ada di kapal sebelumnya, supaya besoknya kalo kerja bisa lebih cepet, tau di mana barang-barang di simpen. Gue dijelasinnya sambil kerja, karena malem itu ada alterntif dinner (di buka counter tambahan), malem pertama dari Civitavecchia, biasanya masih banyak tamu yang mau nyobain makanan di kapal.
Di Buffet Area, pembagian kerja secara umum dibagi 2, ada yang in-charge di buffet station dan ada yang di coffee station, walaupun kadang-kadang harus ke dishwashing area juga sih ujung-ujungnya kalo kurang orang. Kebetulan gue dapet di Buffet station.
Snack Steward, level paling rendah di department restoran biasanya buat anak bau kencur kayak gue ginilah. Tapi dari cerita yang beredar, apapun posisi loe waktu kerja daratan engga masuk itungan, walaupun loe judulnya manager. Soalnya mekanisme kerja di kapal berbeda bener sama di darat. kerja di darat, cuma 1 shift atau kena split trus pulang deh, hari kerja 6 hari, libur 1 hari. Tapi kerja di kapal means 3 shift working dengan 1X libur dalam seminggu, 1X bukan 1 hari ya, jadi liburnya cuma pas shift lunch aja.
Area buffet restoran luas bener, ada beberapa side, ada yang di tengah / island, ada juga yang di area swimming pool. Waktu itu gue dapat mendapat island side.
Station buffet tempat gue pertama in charge
Refill piring di buffet
Untuk sesaat gue masih suka disorientasi di kapal, tapi karena kerjaannya rutin lari sana lari sini, lama-lama hafal juga koq. Gue kira udah beres kerjaan hari ini, engga taunya si buffet captain masih ngasih sidejob. Kerjaan apalagi nih sidejob? -__-;
Karena keterbatasan personil di kapal, jadi semua sumber daya yang ada dimanfaatin. Jadi gitu beres tugas utama, di kasih bonus kerjaan tambahan alias sidejob, ngapain aja tuh? Intinya ngebersihin restaurant secara keseluruhan, ada yang bersihin dekorasi restaurant, menyapu, mengepel dan polish dengan mesin, vacuum. Tuh kerjaan di rotasi supaya semua bisa ngerasain “nikmat”nya. Untuk kesempatan pertama, gue kena ngebersihin dekorasi restaurant. Sebenernya kalo gue perhatiin, sebenernya engga banyak debu koq, jadi gue lap asal aja, yang penting keliatan kerja. Engga lama dateng si buffet captain ngecek kerjaan gue.
Boss : Udah? (sambil liat-liat bagian yang gue bersihin, udah kayak lirikan tari bali gitu)
Gue : Udah (gaya PD 1 Milyar, yang penting PD Jaya).
Boss : Bener nih udah semua? (diperiksa tiap sudut dan detail dari dekorasi yang ada)
Katanya udah? Ini…ini…ini…koq masih banyak debunya?
Gue : Oh kalo yang itu kelewat tadi =P (dalem hati gue, kalau yang detail-detail,
pasti gue lewatin lah, karena gue kerjainnya “cing cai” gitu)
Boss : ini…ini…itu diulang ya, check detailnya, sudut-sudutnya
Gue : iya..iya..iya…(Duh, bawel amat sih udah kayak emak-emak) -__-;
Ngulang ngelap lagi deh, harusnya udah tidur di kamar, tapi seengganya tinggal bagian yang detail-detail aja.
Tiba-tiba gue keinget sama cerita teman gue yang kerja di Hotel, bagian housekeeping. Waktu itu supervisornya suruh dia bersihin kamar, kalo udah selesai, nanti di periksa kerjaannya. Dia udah yakin bener kalo semua bagian udah dibersihin, begitu supervisornya datang yang ngecek, malah bagian bawah dari washtafel, udah pasti bagian yang itu kelewat, kan emang bagian yang engga keliatan dan jarang di pegang kali, emangnya tamu kalo mau pake wastafel pegang bagian bawahnya?! -__-, cape deh,
Ah….Akhirnya selesai juga urusan hari ini ^_^ Let’s go to kamar, cepet-cepet mandi dan beres-beres barang yang tadi sore belum beres unpacked…Tahu-tahu sudah jam 12 malam ZZZZZZZZ. Oh my first day……
Back to School
Bersih atau keliatan bersih?
Mumpung, masih omongin urusan bersih-bersih. Pernah loe perhatiin ga, kalau masuk ke kamar hotel, sepreinya baru engga ya? Kebanyakan orang berasumsi, bahwa seprei hotel untuk tamu yang baru check-in pasti baru. Padahal mah belum tentu karena kadang-kadang housekeeping juga ada yang nakal / malas atau bertujuan hemat cost atau untuk go green, gue juga tidak tahu. karena kadang ada tamu yang tinggal cuma 1 malam doang dan biasanya sepreinya engga kotor, tapi kita sebagai customer yang udah bayar service pasti mau dapetin yang baru dunk, kan emang hak yang bayar. Ada cara sederhana untuk ngecek, coba loe liat dari rambut atau noda di seprai dan lecek atau tidaknya seprei (tersembunyi dibalik bedcover) dan juga melalui baunya, masih terasa segar ga. Kenapa rambut? Karena rambut kebanyakan rontok dari orang tidur bukan dari orang yang kerja dan kalau staff yang kerja kurang teliti biasanya rambut rontok yang sering ketinggalan, so next time kalau loe nginep, check it out! J That’s what I’m doing kalo gue check-in di Hotel.
Dulu orang kalo bersih-bersih barang suka pake kemonceng, sebenernya kemoceng bukan alat bersih-bersih karena cuma mindahin debu dari tempat 1 ke tempat yang lain, cara yang paling efektif pake lap basah.
Ada soal cerita juga nih (kayak ujian aja ya?!)
Kalo mau ngangkat panci panas, pake lap basah atau lap kering?
Pake lap kering jawabannya, karena lap basah mengandung air sebagai penghantar panas, sehingga nantinya lap basah jadi ikutan panas.
Masalah kebersihan yang lain lagi nih, pernah engga kalo loe lagi pergi kawinan ala prasmanan di Restoran atau hotel, pas udah acara terakhiran, susah banget cari air minum. Nah, hal ini yang perlu loe waspadain, kalo loe mau minum, periksa dulu tuh gelas. Beneran di cuci atau engga?
Pertanyaannya gini, secanggih-canggihnya mesin untuk cuci gelas, mampu berapa cepet dan berapa banyak? Dan biasanya gelas yang abis di cuci dalam mesin, engga bisa di langsung dipake, karena panas. Apakah cukup jumlah gelas yang ada untuk turn over kebutuhan minum tamu?
Jadi kadang-kadang ada yang main jalan pintas, gelas dari luar cuma muter di dalam ruangan, seperti pit stop F1, langsung diisi lagi, kalo ada lipstick cuma dipoles aja. Tapi bisa jadi ini kerjaan oknum di lapangan loh, daripada tamu complain engga ada minum.
Gue pernah liat salah satu acara kawinan yang persediaan air minumnya, pertama-tama pake gelas tapi kalo yang gelas udah abis yang standby di meja ternyata air kemasan dalam gelas, yang kalo di pikir-pikir, mungkin lebih higienis dibandingin pake gelas, walaupun kurang elegan sih.
No comments:
Post a Comment